Home » » Cerita Sailendra 4 - Sex di Gorong-Gorong

Cerita Sailendra 4 - Sex di Gorong-Gorong

Biasanya aku sering hospotan di blakang lab. Kimia pusat di kampus. Saat dini hari biasanya memang di sana sangt sepi. diseblah selatan tempat hospotan terdapat gorong-gorong yang cukup besar. Seperti saat musim kemaru seperti ini tanahnya sangat kering tanpa ada air.

Malam itu aku chatingan dengan bebrapa teman Fb dan ahirnya ada yang mau aku ajak ML di kampus. Sebut saja dia X, aku sudah mengenal X kok. Dia teman gay ku. Jam 2 pagi dia datang ketempatku hospotan itu lalu aku ajak dia main di gorong-gorong itu yang berada di bawah jalan kampus di samping lap kimia pusat.

Dia hanya berani menurunkan celanya sedangkan aku berani melepaskan celanaku. Baju tetap kami kenakan. Tas yang berisi leptop aku taruh di bawah.  Aku keluarkan kondom dan aku mulai dengan menjilati pantatnya.

Awalnya tidak ada yang sepesial. Aku jadi top dan dia memang bot sejati. Goyanganku membuat X kenikmatan. Penisnya tanpa aku kocok berdiri sempurna dalam kegelapan. Kututup mulutnya untuk mengurangi sura erangnnya.

Hingga tiba tiba... currr.... dari atas ada air yang sedikit berbau alkohol (aku snagt hafal bau alkohol). Aku dan X kaget dan X ku tarik semakin dalam ke dalam gorong-gorong. Lalu cur.... kedua, ketiga dan ke empat yang berbaris berbau alkohol.

Aku yakin ini pasti ulah pemabuk yang ada di kampusku. Aku beranikan diri keluar dari gorong-gorang kearah pancuran kencing itu tanpa celana. Sedangkan X masih ada di dalam.  Semaik dekat semakin tercium bau minuman keras. Ternyata benar dugaanku ada empat pemuda yang mengeluarkan penisnya kedalam gorong-gorong yang tak tertutup.

Aku yang di bawahnya tiba-tiba keluar dri gorong-gorong dan berteriak “Howe...!!!”. bukan aku yang kaget, tetapi mereka. Kencingnya jadi tak beraturan dan mereka berusaha membalik badan walupun kencing mereka belum selesai sehingga kencingnya mengnai teman disampingnya.

“maaf mas, maaf mas. Ga tahan” suara dari salah satu mereka tetapi aku tak tahu yang sebelah mana.

Hingga salah satu dari mereka membalik dan melihatku. Aku tempelakn jari telunjukku ke bibir dan kususrakan “Sttt....” sambil aku peragakan gaya ML. Lalu temannya yang lain juga melihatku dan mereka hanya mengngguk dan mengasih jempol.

Setelah kejadian itu aku kembali ke X. Aku teruskan ML dan aku tak mendengar kepergian keempat orang itu. Setelah selesai ML kami keluar ke arah berlawan kencing-kencing itu (habis jijik). Kita keluar sudah dan berada di pascasarjana.

Kami harus kembali ke tempat sepeda motor kami berjalan kaki.
Disamping tempat sepeda motor kami ternyata keempat pemuda itu mabuk dan tidur-tiduran. Aku tahu orang mabuk itu seperti apa. Jadi kuberanikan diri menggandeng X yang ketakutan dan dengan sampai di depan mereka.

Mereka kaget ternyata kami homo. Merek hanya bilang “homo ya homo ya...”. ku balas saja “iya”. Lalu aku plorotkan celanaku dan kutunjukkan penisku “hayo besaran mana penisku dan penis kalian?” mereka hanya tertawa terbahak-bahak.


X pulang duluan dan aku mengobrol dengan pemabuk2 itu. Itung itung bonus lumayan bisa pegang penis mereka. Walupun tanpa ML dengan mereka.

0 komentar:

Posting Komentar